Laporan : Gian Paqih
Fakta7.com || Lampung Utara – Untuk kesekian kalinya, pedagang emperan yang ada di los pasar pagi Kotabumi Lampung Utara, mengeluhkan terkait dugaan pungutan liar (Pungli) Salar yang melebihi ambang batas kewajaran, sejumlah oknum pemungut retribusi tanpa memberikan karcis atau kopelan.
“Tidak ada yang memakai karcis kalau ada yang memungut retribusi dari pasar pagi ini, nanti ada yang datang lagi saya diminta lagi. Itu sehari bisa Rp 9.500, terkadang bisa lebih. Terus yang memungut Retribusi itu yang prempuan keponakan dari salah satu pengelola pasar, kalau tidak salah gitu, Orang satu ada yang memungut Rp3.500,” kata salah satu pedagang pisang yang enggan disebutkan Namanya, Minggu (14/05/2023)
Bahkan kata dia, ada yang memungut Rp2.000 hingga tiga kali dalam sehari, ada juga pungutan yang keempat sebesar Rp3.500, sehingga jika ditotal dalam satu hari para pedagang harus mengeluarkan dana Rp 10.000.
“Dari dulu sebelum saya pindah ke toko ini emang dipungut segitu, kalau dagang diluarnya juga harus bayar. Pemungutan empat kali salar itu tidak ada yang memakai karcis satupun,” ujarnya.
Atas dugaan adanya pungli tersebut para pedagang merasa kebaratan.
“Ya kamu lihat sendiri nak, dagangan saya ini seperti apa. Kadang laku tidak seberapa, namun harus dikeluarkan malah besar Cuma untuk salar aja. Saya berharap, semoga ada keadilan aja buat saya, jangan semena-mena seperti itu,” kata dia.
Hal yang sama juga diungkapkan Barto, pedagang lain, dalam sehari bisa dilakukan pungutan hingga tiga kali.
“Iya saya dipungut tiga kali, yang pertama dipungut Rp2.000 sampai tiga kali sehari. Belum lagi ada yang bulanan dua kali, jaga malam sebulannya dipungut Rp20.000 dan yang satunya perbulan Rp15.000, kalau enggak salah dari sampah,” katanya.
Ternyata dirinya juga tidak pernah diberikan karcis. “Kalau untuk yang jaga malamnya ada, namun kalau untuk pungutan yang harian itu jarang memberikan karcis, baik itu dari pasar ataupun kebersihannya,” terang dia.
Diakuinya, pernah melakukan komplain masalah pasar yang tidak dibersihkan oleh kebersihan, dan secara Bersama-sama memviralkan masalah kebersihan yang terbaikan tersebut. “Akhirnya, baru dibersihkan dari dinas kebersihan setelah ramai dan viral diperbincangkan,” ujarnya.
Dari pemantauan media ini, dipasar pagi Kotabumi tersebut, dihuni ribuan pedagang, baik itu yang ada Los, toko, emperan pedagang kaki lima.
Sementara, Pengelola pasar dan Kadis Perdagangan Lampura saat dihubungi di nomor WhatsApp 0821xxxxx dan 0811xxxxxx tidak dapat terhubung, hingga berita ini diterbitkan.
Editor : Sen’s