Kadis P3A Lampung : Tiga Permasalahan Yang Timbul Akibat Ibu Sebagai PMI

 

Fakta7.com || Bandar Lampung –Terdapat beberapa permasalahan utama bagi keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI). Yang ditinggalkan. Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah perlindungan anak yang pengasuhannya tanpa ibu karena ditinggal ke luar negeri sebagai PMI.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi Lampung, Fitrianita Damhuri, S.STP., M.SI, pada acara sosialisasi kelompok kerja bina keluarga (KKBK) Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hotel Batiqa Bandar Lampung, Rabu (30/03/2022).

Fitrianita mengungkapkan, pekerja migran perempuan merupakan fenomena global, tidak hanya di Indonesia tetapi di sejumlah negara lain. Perempuan  yang awalnya lebih ke reproduction menjadi production. Hal ini juga menggambarkan pergeseran pekerjaan dari sektor domestik ke sektor publik karena kuatnya tekanan ekonomi.

“Ada tiga permasalahan utama bagi keluarga PMI yang ditinggalkan, keluarga tidak mampu mengelola kiriman yang diperoleh dari luar negeri, Permasalahan keharmonisan keluarga rentan terhadap perselingkuhan dan perceraian dan  anak-anak TKI tidak memperoleh pembinaan sesuai dengan pertumbuhan serta perkembangan usianya,” katanya.

Permasalahan yang perlu diperhatikan, kata Fitrianita,  adalah perlindungan anak yang pengasuhannya tanpa ibu, karena ditinggal ke luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia.

Menurutnya, pembinaan keluarga PMI, adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga, khususnya keluarga besar PMI. Saat ini permasalahan PMI tidak hanya sebatas pada penempatan dan perlindungan PMI saja, namun lebih dari itu, sejak pra penempatan sampai dengan saat purna. Penempatan PMI yang bekerja diluar negeri dalam waktu yang relatif lama, untuk tidak menimbulkan permasalahan tersendiri bagi keluarga yang ditinggalkan.

Berdasarkan realita tersebut, maka dalam upaya meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga PMI, diperlukan aspek-aspek strategis, antara lain, meningkatkan pendapatan keluarga melalui kegiatan produktif yang dikerjakan dirumah, tanpa perlu menggurangi kewajiban pokok kerumahtanggaan.

Meningkatkan pendidikan, kewirausahaan dan kesehatan masyarakat sebagai bagian dari pembinaan kualitas hidup ibu dan anak.

Membangun jaringan pemasaran produk industri rumahan untuk menjamin berkelanjutan usaha,.

“Besar harapan saya kepada para undangan  agar dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik, sehingga pengetahuan dan wawasan yang diperoleh dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya sistem ekonomi rumah tangga melalui industri rumahan.  Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perempuan di Provinsi Lampung,” ujarnya. Rils

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan